Tentang Brief Yang Baik, penting kah?

Kehidupan seorang anak brand pastilah sangat berkaitan dengan sebuah makhluk bernama BRIEF. Ada campaign baru harus bikin campaign brief buat creative agency, mau ada event harus bikin event brief buat EO, mau ada campaign digital harus bikin brief buat digital agency, mau jalanin research harus bikin research brief buat research agency, dan beribu kondisi lain yang mengharuskan kita bikin bermacam jenis brief.

Kayanya ga perlu dijelaskan tentang apa itu brief, gw yakin semua udah tau isinya apa. Terdengar sederhana memang, tapi menurut gw pribadi, brief itu sangatlah PENTING dan KRUSIAL. Kenapa?

Kualitas dari brief yang kita bikin akan menentukan seberat (baca: ribet) apa kerjaan kita di kemudian hari!

Dengan brief yang baik, bisa jadi output pertama dari si penerima brief udah sangat dekat dengan ekspektasi kita, jadi ga perlu banyak revisi, ga perlu pusing mikirin timeline yang udah mepet, dsb. Tapi sebaliknya, kalau brief kita ‘gitu doang’, bisa jadi output yang di propose jauh banget sama ekspektasi, bisa jadi ga nyambung dengan apa yang dibutuhkan, dan gitu terus sampai beribu ronde revisi berikutnya. Kita akan ribet harus jelasin lagi, udah abis waktu, cape pula, apalagi kalau sampai harus nge-direct langsung ngerjain nya harus gimana.

Selain cape, yang kaya diatas juga ga akan efektif, inget, ada alasan kenapa kita jadi anak brand dan seseorang jadi creative director, atau digital consultant, ya karena mereka lebih  jago di bidang itu. Kalo mereka cuma ngerjain apa yang kita suruh, berarti output itu hanya berdasarkan otak dari orang yang bukan expert di bidang itu. Lagian, sayang juga kan bayar agency mahal-mahal kalau expertise nya ga dimaksimalkan?

Kesimpulannya, level kepentingan sebuah brief yang baik adalah seperti rumus yang coba gw gambarkan dibawah ini :

Brief Equation

Jadi, brief yang baik itu kaya gimana sih? Menurut gw adalah brief yang isinya ‘lengkap’, bisa bikin penerima brief ga cuma tau apa yang harus dilakuin, tapi ngerti tentang apa yang harus dibuat. Ngerti dalam hal konteks nya apa, kenapa kerjaan itu diperlukan, objective nya apa, dll. Kurang lebih, dibawah ini adalah hal-hal yang gw rasa harus ada didalam sebuah brief:

  • Background: perlu dijelaskan ga cuma kenapa kerjaan ini diperlukan, tapi juga apa aja yang brand ini pernah lakukan di periode sebelumnya. Penting untuk si penerima brief kenal dulu sama brand nya sebelum bikin apapun untuk brand ini.
  • Target consumer: perlu dijelaskan sejelas mungkin siapa target konsumen dari brand ini, jadi mereka tau siapa audience kaya gimana yang akan mengkonsumsi apa yang mereka buat nantinya.
  • Brand guideline: penting untuk si penerima brief tau apa yang boleh dilakukan dan apa yang gaboleh, perlu dijelaskan juga tentang brand proposition nya, ga mau kan tiba-tiba mereka comes up dengan sesuatu yang jauh banget dari standard brand kita?
  • Key learning: menurut gw fine untuk share pelajaran yang kita dapet dari aktivitas serupa sebelumnya, tujuannya cuma satu, jangan sampe mereka mengulangi kesalahan yang udah pernah dilakukan.
  • Objective: disini akan dijelaskan plan apa yang kita punya sehingga kita membutuhkan output ini, saran gw part ini harus jelas banget, misal untuk brief launch campaign produk baru, jangan cuma bilang kita perlu comms baru karena mau launching produk ini, tapi jelasin kenapa kita launching produk ini, kenapa di segmen tersebut, kenapa sekarang launchingnya, mau launching dimana, kelebihan dari produknya, dsb. Penting untuk mereka tau ini jadi mereka ngerti betul tentang apa yang harus mereka buat.
  • Key challenge: walaupun tugas penerima brief untuk mikirin output yang paling bagus kaya gimana, tapi menurut gw tetep tugas si anak brand untuk identifikasi key challenge dari kerjaan ini, karena si anak brand lah yang lebih ngerti kondisi pasaran kaya gimana, kondisi kompetitor kaya gimana, dan hal-hal strategic lainnya. Misal, untuk kasus yang sama kaya di point sebelumnya, si anak brand harus bilang kalo key challenge nya adalah comms ini harus bisa menarik perhatian orang, ketika si anak brand tau kalau kondisi di pasar lagi banyak banget brand yang lagi jalanin campaign, kalo comms nya biasa doang ya ga akan ada yang liat.
  • Brief scope: disini dijelaskan output apa aja yang diharapkan dari project ini. Tulis sejelas mungkin! Kalo ada output yang sama tapi beda ukuran ya tulis kalau akan diperlukan ukuran output yang berbeda. Hindari miskom masalah scope, impact nya akan fatal karena kemungkinan besar akan terkait additional budget, atau output yang gabisa terdeliver.
  • Timeline: ini paling penting, harus jelas ekspektasi waktu dari setiap tahap pengerjaan. Sebisa mungkin manusiawi, lebih baik lagi didiskusikan langsung dengan si penerima brief, biar sama-sama bertanggungjawab dengan komitmen nya.

Setelah selesai menulis dokumen brief, wajib untuk go through brief tersebut bareng si penerima brief, dijelaskan lagi secara verbal, di klarifikasi hal-hal yang dirasa masih membingungkan.

So, semoga setelah membaca artikel ini brief yang kita buat akan lebih membantu kita untuk meringankan pekerjaan kita di kemudian hari. Ada yang dirasa kurang dari konten brief diatas? Feel free to add ya, silahkan komen dibawah.

Good luck !!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s