Media : Mending Digital atau Tradisional?

Kalo kita liat lagi yang namanya Brand Funnel, sebaik atau seburuk apapun performance sebuah brand, awal mulanya pasti di-drive oleh level Awareness nya. Dalam praktis pemasaran pun pasti yang dibicarain tentang Awareness dulu. Tapi gimana sih caranya build Awareness? Bukan pertanyaan sulit, semua pasti tau jawabannya : IKLAN!

Tapi kalo gw tanya, gimana caranya ngiklan yang bener? Pasang dimana iklannya? Mending Media Digital atau Tradisional? Seberapa banyak slot iklan yang harus kita beli? Mungkin barulah alis kita mulai mengkerut.

Gw ga akan bahas tentang Awareness lagi karena udah dibahas detail di bagian Brand, tapi kali ini bahasan gw akan focus ke MEDIA. Jenis-jenis media, tips & trick pasang iklan, indikator keberhasilan, sampai strategy buat naikin efektifitasnya.

Sebelum bahas lebih jauh tentang detail Media, kita harus sepaham dulu tentang peran dari Media. Apakah peran media hanyalah untuk build Awareness? Ada benarnya. Tapi kalo gitu, darimana kita build Consideration? Toh ga akan ada organic Trial kalo orang cuma tau brand nya doang tanpa kepengen beli. Terus, jadi consideration peran Media juga? Ada benarnya tapi ga secara langsung.

Jadi menurut gw, Media berperan menyampaikan key message sebuah brand ke target audience nya. Media strategy ini yang akan menentukan apakah pesan kita bisa sampai ke orang yang tepat dengan jumlah yang tepat. Setelah pesan ini tersampaikan, tinggal masalah ‘pesan ini cukup menarik ga’ buat si audience pengen coba? Artinya, kalo mau develop Awareness doang, Media strategy aja udah cukup. Tapi kalo mau build consideration juga, kita harus pastiin both Media Strategy dan Content Strategy nya tepat. Both loh ya! Kalo cuma content strategy nya doang yang bagus, percuma! Karena konten yang oke ini ga akan sampe ke target audience yang tepat. Sepaham? Baiiiik, mari kita lanjutkan..

Mulai bicara tentang Media, mungkin kita mulai dengan jenis-jenis Media. Ada yang namanya Media Tradisional kaya TV, Billboard, dll, ada juga Media Digital kaya Site Blocking, Audience Buying, dll. Perdebatan yang selalu muncul adalah, mana yang lebih bagus? Akan kita jawab, tapi kita harus ngerti dulu dua indikator utama media placement: Reach dan Affinity.

Reach adalah level jangkauan, atau sebanyak apa audience yang bisa liat iklan kita dari media tersebut. Affinity adalah level relevansi, atau ketepatan audience, atau dari semua orang yang liat iklan kita, seberapa besar yang bener-bener target audience kita. Mana yang lebih penting? Dua-duanya! Percuma banyak yang liat kalo audience nya salah, dan ga akan achieve juga target Awareness kalo yang liat terlalu sedikit.

Kalo gw, dalam review media, ada indikator ketiga yaitu impact ke equity. Menggambarkan seberapa besar impact media ini terhadap image ‘big brand feel’ kita. Bukan objektif utama memang, tapi menurut gw sayang banget kalo media ga kita manfaatin buat improve image ini.

Nah sekarang mari kita review Media Digital dan Media Tradisional berdasarkan indikator diatas.

MEDIA DIGITAL

Di media digital, ada yang namanya Audience Buying, atau kita pasang iklan khusus ke orang-orang yang relevan buat brand kita. Bisa kita atur tuh, misal hanya si audience nantinya hanyalah orang yang tinggal di Kota A, umur xx-yy tahun, interest nya misal gaming dan olahraga. Artinya? Affinity level media digital bisa dibilang tinggi.

Selain itu, kita juga bisa banget atur Repetition, dan kasih batas jumlah total audience. Dengan kata lain, di media digital kita punya control yang besar banget terhadap pemasangan iklan kita.

Kelebihan lain? Media digital adalah bisa kasih kita lahan interaktif buat bikin iklan kita lebih menarik dan meningkatkan engagement level.

Reach nya gimana? Bisa didebat sih, tapi menurut gw masih terbatas. Okelah dikota besar hampir semua orang udah aktif di digital. Tapi gimana untuk brand yang target audience nya ga kota besar doang? Mungkin gabisa reach mereka lewat media digital.

Tentang impact nya ke ‘big brand feel’, masih penuh tanda tanya sih. Memang ada site-blocking yang mengesankan kita brand besar sehingga bisa owning sebuat site, tapi apakah itu bener-bener dilihat konsumen sebagai ‘hal yang keren’?

MEDIA TRADISIONAL

Kita ambil contoh TV, jelas media tradisional menang jauh dalam hal Reach, toh ekstrimnya, orang dipedalaman aja sekarang udah nonton TV. Impact ke equity juga kuat, jangankan TV, kayanya buat orang Indonesia brand besar itu adalah brand yang bisa pasang iklan setidaknya di Billboard. Brand baru pun kalo udah muncul di Billboard langsung dibilang brand besar.

Masalah affinity gimana? Nah ini nih, susah banget buat ngatur siapa yang liat iklan kita di TV atau di Billboard. Street banner? Sama juga susahnya. Ya walaupun ada majalah, radio, atau misal cinema/bioskop dan paid TV yang lebih jelas siapa audience nya. Tapi ya balik lagi, reach majalah, radio, cinema, atau paid TV ga sebesar TV gratisan dan Billboard, bisa jadi sama kaya digital.

Dari sisi control, lebih kecil juga dari media digital. Kita biasanya beli slot berdasarkan periode waktu, bukan berdasarkan jumlah audience (kebutuhan awareness). Artinya, bisa jadi kurang efisien juga kalo dilihat dari sisi spending vs target pada saat itu.

KESIMPULAN

So, menurut gw, media digital dan media tradisional punya kelebihannya masing-masing. Gw biasanya mix, pake media tradisional buat dapetin reach dan big brand feel, pake media digital buat follow-up ke audience yang jelas adalah target kita.

Kalo budget terbatas? Mulai dari maksimalkan media digital dulu, pastiin spend kita sampe ke orang yang tepat. Bukan berarti media digital itu murah loh ya! Tapi memang lebih bisa diatur batas spendingnya. Misal di Instagram aja kita bisa pasang iklan hanya dengan 50rb rupiah.

Berikutnya, kita bahas lebih jauh tentang media digital dan media tradisional. Gw juga akan ceritain kebiasaan gw dalam beriklan, sampai gimana cara menentukan jumlah iklan yang tepat.

Nantikan!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s