All About Marketing &
Brand Management.

Find more on Instagram @anakbrand_id !

Profit & Loss : Gross Margin vs Brand Margin

anakbrand

22 Apr, 2019

Selain budget management, ada lagi elemen finansial lain yang ga kalah penting, dia adalah Profit & Loss Statement / Laporan Laba Rugi. Buat yang pernah dapet mata kuliah finance pasti ga asing sama makhluk ini, biasanya dikupas bareng bahasan cashflow ataupun balance sheet.

Profit & Loss ini menurut gw adalah sebuah bahasan yang udah finance banget, dalam prakteknya pun seringkali si anakbrand ga ikut campur sebegitu dalamnya (tim finance yang akan bikin perhitungannya). So, gw ga akan bahas terlalu detail tapi lebih dari perspektif anakbrand, dalam hal apa aja poin penting yang harus diketahui dan aktifitas anakbrand terkait Profit & Loss statement ini.

Kita mulai dari definisinya dulu, Profit & Loss Statement adalah alat analisa finansial yang memperhitungkan pemasukan dan pengeluaran untuk melihat apakah sebuah produk/brand menghasilkan keuntungan atau justru kerugian. Pengeluaran dalam perhitungan ini mencakup mulai dari biaya produksi (Cost of Goods Sold / COGS), biaya campaign marketing, sampai dengan perpajakan atau biaya-biaya lain yang muncul dari proses menjual si produk ini.

Biasanya dua variable yang paling berkaitan dengan anakbrand adalah Gross Margin (GM) dan Brand Margin (BM). Gross margin adalah angka selisih pendapatan dengan semua pengeluaran kecuali marketing campaign budget, sedangkan Brand Margin adalah angka Gross Margin dikurangi dengan marketing campaign budget. Artinya, bisa jadi sebuah produk itu sebenernya menghasilkan untung, tapi jadi rugi karena campaign budget yang terlalu besar, keliatan dari GM yang positif tapi BM nya negative. Oiya, Brand Margin ini bisa beda-beda ya namanya di setiap perusahaan.

Jadi, salah ga sih kalau GM positif tapi BM negatif? Jawabannya belum tentu, karena terkadang kita memang ada di fase rugi yang direncanakan, fase investasi, rugi sementara untuk growth yang lebih besar dikemudian hari.

Kapan anakbrand akan melihat Profit & Loss Statement?

Pertama, dalam review berkala. Setidaknya setahun sekali, atau mungkin per Quarter kita harus review laporan ini untuk liat status laba/rugi produk kita berdasarkan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Misalnya perubahan harga bahan baku atau perubahan budget campaign kita pada periode itu.

Kedua, ketika develop produk baru. Wajib hukumnya memasukkan perhitungan ini dalam proses development produk baru kita. Percuma kan punya produk yang sangat disukai target konsumen tapi ga bisa mengasilkan profit?

Ketiga, ketika develop campaign plan. Penting untuk memperhitungkan impact campaign kita terhadap laba/rugi yang dihasilkan. Kalau memang lagi ga siap rugi, pastikan campaign plan kita sesuai dengan batasan budget yang masih memberikan keuntungan.

Action apa yang biasa dilakukan anakbrand setelah review Profit & Loss Statement?

Macem-macem. Misal, melihat campaign budget kita gabisa dikurangi, tapi Brand Margin kita masih negative, bisa jadi kita melihat ke bagian biaya produksi untuk melihat hal-hal yang bisa dirubah untuk mendapatkan efisiensi. Atau sebaliknya, melihat Brand Margin yang cukup besar, bisa jadi kita mempertimbangkan untuk invest lebih banyak di marketing budget untuk membangun brand ini lebih jauh  lagi.

Tips & Trick

Jangan lupa kalau angka-angka di Profit & Loss Statement ini berkaitan dengan volume penjualan, sedangkan marketing budget itu sifatnya mutlak (fixed cost). Artinya, ketika bikin campaign plan dan dengan budget yang kita propose Brand Margin kita jadi negative, bisa jadi sebenernya Brand Margin itu berubah positif setelah ada peningkatan penjualan dengan jumlah tertentu. So, cek lagi Sales Forecast yang udah dibuat, pastiin udah merefleksikan kenaikan penjualan dari campaign yang akan berjalan, dan cek lagi impactnya ke angka akhir laba/rugi ini.

Kedua, kenali prinsip perusahaan sebelum release action plan. Maksudnya?

Sekedar sharing, gw pernah kerja di perusahaan yang gabisa banget liat angka Brand Margin negative, pokoknya harus selalu untung. Dan gw juga pernah pegang brand di perusahaan yang ga masalah rugi cukup besar di awal untuk keuntungan besar di masa depan. Dengan perbedaan prinsip ini jelas action plan yang harus kita bikin juga beda.

Semoga bermanfaat.